Kesuksesan Inter di kompetisi Eropa pada tahun 2010 menggaransi empat jatah bagi klub-klub Italia di Liga Champions untuk dua periode berikutnya...
Road to Munich 2012. Untuk menghangatkan penantian Anda akan final Liga Champions 2011/12 di Allianz Arena, Munich, Jerman, GOAL.com Indonesia memberikan ulasan spesial tentang partai final turnamen antarklub terbesar Eropa ini. Viva the Champions!
Susunan Pemain:
FC BAYERN MUNICH
22 - Hans-Jörg Butt
21 - Philipp Lahm
5 - Daniel Van Buyten
6 - Martín Demichelis
28 - Holger Badstuber
17 - Mark van Bommel (c)
31 - Bastian Schweinsteiger
10 - Arjen Robben
8 - Hamit Altintop / 18 - Miroslav Klose (63')
25 - Thomas Müller
11 - Ivica Olic / 33 - Mario Gomez (74)
FC INTERNAZIONALE
12 - Júlio César
13 - Maicon
6 - Lúcio
25 - Walter Samuel
26 - Cristian Chivu / 5 - Dejan Stankovic (68)
4 - Javier Zanetti (c)
19 - Esteban Cambiasso
10 - Wesley Sneijder
9 - Samuel Eto'o
22 - Diego Milito / 23 - Marco Materazzi (90+2)
27 - Goran Pandev / 11 - Sulley Muntari
Tak perlu heran jika sebelum pertandingan final Liga Champions 2010 fans Inter dengan sigapnya membentangkan tifo berskala raksasa bertuliskan 'E Ora Insieme Coroniamo Il Sogno' atau kurang lebih berarti; dan sekarang, bersama kita wujudkan mimpi. Berstatus pemegang gelar juara Italia selama lima tahun beruntun tak ada artinya jika Inter gagal meraih trofi kompetisi antar klub paling elit di Eropa, Liga Champions.
Untuk mewujudkan ambisi tersebut Massimo Moratti rela membuka buku cek dan menjadikan Jose Mourinho sebagai pelatih dengan bayaran tertinggi di Italia. Konon, gaji yang diterimaThe Special One saat itu masih lebih besar jika gaji pelatih-pelatih tim Serie A lainnya digabungkan.
Namun pengorbanan dan penantian panjang sang presiden tidak sia-sia. Pelatih jenius asal Portugal itu akhirnya mampu menghadirkan kejayaan bagi I Nerazzurri tepat di tahun keduanya bersama klub.
Final Liga Champions 2010 memang sarat gengsi. Bayern dan Inter sama-sama mengejar status treble atau tiga gelar dalam satu musim. Bagi Inter, rekor tersebut akan menyempurnakan penantian panjang mereka sebagai yang terbaik di Eropa yang sudah berlangsung sejak pertengahan 60an. Tidak ketinggalan, Inter berambisi menjadi tim Italia pertama yang bisa membungkus tiga gelar bergengsi domestik dan Eropa dalam satu musim.
Di pihak lain, Bayern berharap bisa menuntaskan dahaga gelar di Eropa yang sudah berjalan nyaris satu dekade. Pelatih kawakan Louis van Gaal menjadi komandan dalam misi ini. Sayang skuad Bavaria harus tampil tanpa gelandang kreatif Frank Ribery.
Berikut beberapa fakta menarik jelang final Piala Champions 2010:
1. Bayern dan Inter tengah mengejar status prestisius dengan mengamankan tiga gelar dalam satu musim.
2. Santiago Bernabeu menjadi lokasi paling tepat bagi Wesley Sneijder dan Arjen Robben mempertunjukkan sihir yang dimiliki. Ironisnya, kedua bintang tersebut merupakan bintang yang tersingkir dari markas Real Madrid tersebut.
3. Selain pemain, di sektor pelatih terjadi reuni. Louis van Gaal dan Jose Mourinho pernah bekerja bahu membahu membangun Barcelona di pertengahan hingga akhir 90an.
4. Partai final Liga Champions 2010 merupakan pertandingan ke-700 bagi il Capitano Inter, Javier Zanetti.
5. Final Liga Champions 2010 adalah partai puncak ketiga di kompetisi Eropa bagi Samuel Eto'o. Dua sabuk gelar juara sebelumnya sudah dia genggam bersama Barcelona.
Kedua tim tampil cukup memukau di awal babak pertama. Meski Inter tampil dengan formasi 'menyerang' justru sang juara Italia memasang strategi serangan balik, hal demikian membuat Bayern terlihat menguasai jalannya pertandingan.
Sementara itu di sisi lapangan, dua aksi berbeda diperlihatkan pelatih. Jose Mourinho tidak henti-hentinya bergerak dan memberikan instruksi khusus bagi para pemainnya di area yang di izinkan, sementara Louis van Gaal terpaku di bangku cadangan.
Pada menit 35, pemain andalan La Beneamata Wesley Sneijder menjadi kreator di balik gol pertama yang dicetak Diego Milito. Umpan cantik sang playmaker diterima dengan baik Milito yang kemudian melakukan sedikit gerakan tipuan terhadap kiper Hans-Jorg Butt sebelum mengarahkan bola ke arah gawang Bayern.
Kedudukan 1-0 bertahan hingga babak pertama usai. Di awal interval kedua, juara Bundesliga Jerman itu nyaris menyamakan kedudukan, tetapi peluang emas Thomas Muller dipatahkan dengan gemilang kiper timnas Brasil, Julio Cesar.
Peluang demi peluang tidak lelahnya diciptakan kedua tim, namun tetap saja aksi Diego Milito di babak pertama yang menjadi pembeda kedua tim di babak pertama membuat fans Inter di Santiago Bernabeu tak henti-hentinya bernyanyi.
Di menit 70, Inter menambah keunggulan. Lagi-lagi Diego Milito menjadi bencana fans Bayern. Mendapat umpan matang dari sisi lapangan, penyerang timnas Argentina itu tidak membuang peluang dengan mencetak gol keduanya pada pertandingan ini.
Tertinggal dua gol, Bayern Muenchen bereaksi. Louis van Gaal memasukkan Mario Gomez dan menarik Ivica Olic. Bayern harus melakukan sesuatu di saat genting seperti ini. Tetapi aksi tersebut langsung diberikan anti oleh Jose Mourinho dengan memasang gelandang bernaluri bertahan seperti Sulley Muntari dan mengistirahatkan Goran Pandev.
Jelang pertandingan berakhir, pemain Bayern terlihat frustrasi karena mereka tetap saja gagal membongkar pertahanan Inter yang dikomandoi Lucio. Hingga pertandingan usai, skor akhir 2-0 tetap tidak berubah dan menjadikan Inter sebagai raja Eropa baru musim 2009/10.
Kesuksesan ini disambut emosional oleh Inter dan para pendukungnya. Jose Mourinho berlari ke arah para pemain untuk berpesta di tengah lapangan. Sementara itu pemandangan berbeda diperlihatkan kubu lawan. Pemain Bayern beserta staff ofisial berbagi perasaan kecewa bersama para penggemarnya di sudut lapangan. Namun tetap saja perjuangan maksimal mereka mendapat apresiasi positif dari fans.
Dan akhirnya, teriakan suka cita tifosi Inter di seluruh dunia menyertai aksi kapten Inter Javier Zanetti mengangkat trofi Liga Champions yang sudah lama dinantikan kehadirannya di Giuseppe Meazza. Bisa dipastikan, musim 2009/10 adalah petualangan yang tidak akan pernah dilupakan para loyalis Inter.
Final Liga Champions 2010
22 Mei 2010
Stadion Santiago Bernabeu, Madrid
Wasit: Howard Webb
Penonton: 73.170 orang
Bayern Muenchen 0-2 Internazionale FC
Diego Milito 35, 70
Rapor Pemain
Terbaik & Terburuk
22 Mei 2010
Stadion Santiago Bernabeu, Madrid
Wasit: Howard Webb
Penonton: 73.170 orang
Bayern Muenchen 0-2 Internazionale FC
Diego Milito 35, 70
Rapor Pemain
Terbaik & Terburuk
Susunan Pemain:
FC BAYERN MUNICH
22 - Hans-Jörg Butt
21 - Philipp Lahm
5 - Daniel Van Buyten
6 - Martín Demichelis
28 - Holger Badstuber
17 - Mark van Bommel (c)
31 - Bastian Schweinsteiger
10 - Arjen Robben
8 - Hamit Altintop / 18 - Miroslav Klose (63')
25 - Thomas Müller
11 - Ivica Olic / 33 - Mario Gomez (74)
FC INTERNAZIONALE
12 - Júlio César
13 - Maicon
6 - Lúcio
25 - Walter Samuel
26 - Cristian Chivu / 5 - Dejan Stankovic (68)
4 - Javier Zanetti (c)
19 - Esteban Cambiasso
10 - Wesley Sneijder
9 - Samuel Eto'o
22 - Diego Milito / 23 - Marco Materazzi (90+2)
27 - Goran Pandev / 11 - Sulley Muntari
Tak perlu heran jika sebelum pertandingan final Liga Champions 2010 fans Inter dengan sigapnya membentangkan tifo berskala raksasa bertuliskan 'E Ora Insieme Coroniamo Il Sogno' atau kurang lebih berarti; dan sekarang, bersama kita wujudkan mimpi. Berstatus pemegang gelar juara Italia selama lima tahun beruntun tak ada artinya jika Inter gagal meraih trofi kompetisi antar klub paling elit di Eropa, Liga Champions.
Untuk mewujudkan ambisi tersebut Massimo Moratti rela membuka buku cek dan menjadikan Jose Mourinho sebagai pelatih dengan bayaran tertinggi di Italia. Konon, gaji yang diterimaThe Special One saat itu masih lebih besar jika gaji pelatih-pelatih tim Serie A lainnya digabungkan.
Namun pengorbanan dan penantian panjang sang presiden tidak sia-sia. Pelatih jenius asal Portugal itu akhirnya mampu menghadirkan kejayaan bagi I Nerazzurri tepat di tahun keduanya bersama klub.
Final Liga Champions 2010 memang sarat gengsi. Bayern dan Inter sama-sama mengejar status treble atau tiga gelar dalam satu musim. Bagi Inter, rekor tersebut akan menyempurnakan penantian panjang mereka sebagai yang terbaik di Eropa yang sudah berlangsung sejak pertengahan 60an. Tidak ketinggalan, Inter berambisi menjadi tim Italia pertama yang bisa membungkus tiga gelar bergengsi domestik dan Eropa dalam satu musim.
Di pihak lain, Bayern berharap bisa menuntaskan dahaga gelar di Eropa yang sudah berjalan nyaris satu dekade. Pelatih kawakan Louis van Gaal menjadi komandan dalam misi ini. Sayang skuad Bavaria harus tampil tanpa gelandang kreatif Frank Ribery.
Berikut beberapa fakta menarik jelang final Piala Champions 2010:
1. Bayern dan Inter tengah mengejar status prestisius dengan mengamankan tiga gelar dalam satu musim.
2. Santiago Bernabeu menjadi lokasi paling tepat bagi Wesley Sneijder dan Arjen Robben mempertunjukkan sihir yang dimiliki. Ironisnya, kedua bintang tersebut merupakan bintang yang tersingkir dari markas Real Madrid tersebut.
3. Selain pemain, di sektor pelatih terjadi reuni. Louis van Gaal dan Jose Mourinho pernah bekerja bahu membahu membangun Barcelona di pertengahan hingga akhir 90an.
4. Partai final Liga Champions 2010 merupakan pertandingan ke-700 bagi il Capitano Inter, Javier Zanetti.
5. Final Liga Champions 2010 adalah partai puncak ketiga di kompetisi Eropa bagi Samuel Eto'o. Dua sabuk gelar juara sebelumnya sudah dia genggam bersama Barcelona.
Kedua tim tampil cukup memukau di awal babak pertama. Meski Inter tampil dengan formasi 'menyerang' justru sang juara Italia memasang strategi serangan balik, hal demikian membuat Bayern terlihat menguasai jalannya pertandingan.
Sementara itu di sisi lapangan, dua aksi berbeda diperlihatkan pelatih. Jose Mourinho tidak henti-hentinya bergerak dan memberikan instruksi khusus bagi para pemainnya di area yang di izinkan, sementara Louis van Gaal terpaku di bangku cadangan.
Pada menit 35, pemain andalan La Beneamata Wesley Sneijder menjadi kreator di balik gol pertama yang dicetak Diego Milito. Umpan cantik sang playmaker diterima dengan baik Milito yang kemudian melakukan sedikit gerakan tipuan terhadap kiper Hans-Jorg Butt sebelum mengarahkan bola ke arah gawang Bayern.
Kedudukan 1-0 bertahan hingga babak pertama usai. Di awal interval kedua, juara Bundesliga Jerman itu nyaris menyamakan kedudukan, tetapi peluang emas Thomas Muller dipatahkan dengan gemilang kiper timnas Brasil, Julio Cesar.
Peluang demi peluang tidak lelahnya diciptakan kedua tim, namun tetap saja aksi Diego Milito di babak pertama yang menjadi pembeda kedua tim di babak pertama membuat fans Inter di Santiago Bernabeu tak henti-hentinya bernyanyi.
Di menit 70, Inter menambah keunggulan. Lagi-lagi Diego Milito menjadi bencana fans Bayern. Mendapat umpan matang dari sisi lapangan, penyerang timnas Argentina itu tidak membuang peluang dengan mencetak gol keduanya pada pertandingan ini.
Tertinggal dua gol, Bayern Muenchen bereaksi. Louis van Gaal memasukkan Mario Gomez dan menarik Ivica Olic. Bayern harus melakukan sesuatu di saat genting seperti ini. Tetapi aksi tersebut langsung diberikan anti oleh Jose Mourinho dengan memasang gelandang bernaluri bertahan seperti Sulley Muntari dan mengistirahatkan Goran Pandev.
Jelang pertandingan berakhir, pemain Bayern terlihat frustrasi karena mereka tetap saja gagal membongkar pertahanan Inter yang dikomandoi Lucio. Hingga pertandingan usai, skor akhir 2-0 tetap tidak berubah dan menjadikan Inter sebagai raja Eropa baru musim 2009/10.
Kesuksesan ini disambut emosional oleh Inter dan para pendukungnya. Jose Mourinho berlari ke arah para pemain untuk berpesta di tengah lapangan. Sementara itu pemandangan berbeda diperlihatkan kubu lawan. Pemain Bayern beserta staff ofisial berbagi perasaan kecewa bersama para penggemarnya di sudut lapangan. Namun tetap saja perjuangan maksimal mereka mendapat apresiasi positif dari fans.
Dan akhirnya, teriakan suka cita tifosi Inter di seluruh dunia menyertai aksi kapten Inter Javier Zanetti mengangkat trofi Liga Champions yang sudah lama dinantikan kehadirannya di Giuseppe Meazza. Bisa dipastikan, musim 2009/10 adalah petualangan yang tidak akan pernah dilupakan para loyalis Inter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar