TEMPO.CO, Bogor - Seorang anggota Tim SAR dari Brimob Detasamen Pelopor Cikeruh mengaku mendengar suara jeritan wanita yang meminta tolong. Suara tersebut terdengar ketika Brigadir Satu Agus Supriatna sedang mencari kayu bakar pada Kamis malam, 10 Mei 2012 sekitar pukul 20.10 di sekitar lokasi kecelakaan Sukhoi.
Menurut Wakil Kepala Subdetasemen IA Pelopor Brimob Cikeruh Inspektur Satu Ivan Taufiq, ada juga anggotanya yang mendengar suara seorang perempuan minta tolong saat istirahat dan tidur di Posko Puncak Salak IV, ada empat orang yang bermimpi bertemu perempuan.
"Anggota saya, mimpinya wanita semua dan seorang malah mendengar suara wanita minta tolong," ujar Iptu Ivan yang baru saja tiba ke Posko Cipelang pada Jumat, 11 Mei 2012 petang.
Menurut Ivan, selama perjalanan menuju titik koordinat jatuhnya Shukoi di ketinggian 2.086 meter, dia tidak mendengar satu pun kicau burung atau bertemu binatang liar lainnya. Suasana begitu senyap. "Rasanya enggak lazim karena banyak pohon rimbun, tapi suara burung pun hilang," kata dia.
Suara minta tolong itu, kata Briptu Agus Supriatna, tedengar jelas di telinganya. Padahal, lokasi pos istirahat dengan lokasi jatuhnya Shukoi masih sangat jauh. "Tolong Pak tolong, jangan lama-lama," kata Agus menirukan suara wanita yang asalnya tak diketahui itu.
Di lain pihak, Slamet, 43 tahun, warga Perumahan Lido Permai mengaku sempat berbicara tentang pesawat Shukoi yang jatuh dengan seorang paranormal yang kebetulan tetangganya. Kata Slamet, paranormal tersebut mengatakan masih ada empat korban pesawat Shukoi yang hidup. "Katanya begitu. Ada empat orang yang selamat."
Menurut Wakil Kepala Subdetasemen IA Pelopor Brimob Cikeruh Inspektur Satu Ivan Taufiq, ada juga anggotanya yang mendengar suara seorang perempuan minta tolong saat istirahat dan tidur di Posko Puncak Salak IV, ada empat orang yang bermimpi bertemu perempuan.
"Anggota saya, mimpinya wanita semua dan seorang malah mendengar suara wanita minta tolong," ujar Iptu Ivan yang baru saja tiba ke Posko Cipelang pada Jumat, 11 Mei 2012 petang.
Menurut Ivan, selama perjalanan menuju titik koordinat jatuhnya Shukoi di ketinggian 2.086 meter, dia tidak mendengar satu pun kicau burung atau bertemu binatang liar lainnya. Suasana begitu senyap. "Rasanya enggak lazim karena banyak pohon rimbun, tapi suara burung pun hilang," kata dia.
Suara minta tolong itu, kata Briptu Agus Supriatna, tedengar jelas di telinganya. Padahal, lokasi pos istirahat dengan lokasi jatuhnya Shukoi masih sangat jauh. "Tolong Pak tolong, jangan lama-lama," kata Agus menirukan suara wanita yang asalnya tak diketahui itu.
Di lain pihak, Slamet, 43 tahun, warga Perumahan Lido Permai mengaku sempat berbicara tentang pesawat Shukoi yang jatuh dengan seorang paranormal yang kebetulan tetangganya. Kata Slamet, paranormal tersebut mengatakan masih ada empat korban pesawat Shukoi yang hidup. "Katanya begitu. Ada empat orang yang selamat."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar