Antonio di Natale sangat terpukul melihat rekannya tersebut menderita di atas lapangan.
Klub Serie A Italia Udinese akan menjaga dan merawat saudari dari Piermario Morosini yang meninggal saat laga Pescara-Livorno di Serie B Italia.
Morosini memiliki kehidupan yang sangat sulit, ia kehilangan kedua orang tuanya sebelum menginjak umur 18 tahun dan saudaranya melakukan bunuh diri. Satu-satunya keluarganya adalah saudara perempuannya, yang sedang sakit dan sangat tergantung dengan finansial Morosini.
Morosini memiliki kehidupan yang sangat sulit, ia kehilangan kedua orang tuanya sebelum menginjak umur 18 tahun dan saudaranya melakukan bunuh diri. Satu-satunya keluarganya adalah saudara perempuannya, yang sedang sakit dan sangat tergantung dengan finansial Morosini.
Pemain dan kapten Antonio Di Natale telah memastikan bahwa mereka yang akan menjaga saudari Morosini.
"Dia adalah rekan yang sangat bagus. Meskipun memiliki semua masalah yang menimpanya, dia selalu ada untuk tim dan memberikan selueuh kemampuannya," ujar Di Natale.
“Saya kehilangan ibu saya empat tahun lalu dan dia sudah menjalaninya, dia sangat dekat dengan saya. Melihat insiden tersebut di televisi sangat mengejutkan. Dia ingin berdiri, tetapi jatuh lagi. Ketika melihatnya, yang dapat anda lakukan hanya berdoa."
“Dia sangat ingin hidup dan menemukan kesuksesan, untuk dirinya, untuk keluarga yang tidak dia miliki lagi dan untuk saudarinya. Saya langsung mengatakan bahwa kami tidak dapat bermain saat itu, hal tersebut terasa tidak tepat. Saya meyakinkan Inter Milan dan FIGC untuk melakukan keputusan tersebut, karena di saat seperti itu, sepakbola menjadi hal yang mustahil."
"Dia adalah rekan yang sangat bagus. Meskipun memiliki semua masalah yang menimpanya, dia selalu ada untuk tim dan memberikan selueuh kemampuannya," ujar Di Natale.
“Saya kehilangan ibu saya empat tahun lalu dan dia sudah menjalaninya, dia sangat dekat dengan saya. Melihat insiden tersebut di televisi sangat mengejutkan. Dia ingin berdiri, tetapi jatuh lagi. Ketika melihatnya, yang dapat anda lakukan hanya berdoa."
“Dia sangat ingin hidup dan menemukan kesuksesan, untuk dirinya, untuk keluarga yang tidak dia miliki lagi dan untuk saudarinya. Saya langsung mengatakan bahwa kami tidak dapat bermain saat itu, hal tersebut terasa tidak tepat. Saya meyakinkan Inter Milan dan FIGC untuk melakukan keputusan tersebut, karena di saat seperti itu, sepakbola menjadi hal yang mustahil."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar