Pada bagian keempat diceritakan bagaimana Cristiano Ronaldo merebut hati suporter Sporting Lisbon dan menyita perhatian media Eropa.
Dia mampu menghibur penonton dan dibuktikan pada penampilan kedua untuk Sporting Lisbon, 7 Oktober 2002, di SuperLiga Portugal. Tim juara bertahan itu menjamu tim promosi Moirerense FC. Pertandingan tidak berjalan menarik.
Cristiano Ronaldo tampil untuk kali pertama sebagai pemain inti dan dengan berusia 17 tahun delapan bulan dan dua hari, dia mencetak sejarah sebagai pencetak gol termuda bagi Sporting. Golnya "monumental, megah, menakjubkan... tidak ada lagi kata sifat yang pantas untuk menggambarkan prestasi pemain muda Sporting itu," cetus komentator SportTV dengan penuh semangat.
Pada menit ke-34, Ronaldo menerima umpan tumit Tonito dari garis tengah lapangan. Dua bek dilalui dengan melakukan slalom, berlari 60 meter, dia melakukan "bicicleta" di ujung kotak untuk mengecoh satu pemain lawan, dan melepaskan tembakan terukur melewati jangkauan kiper Moreirense, Joao Ricardo, yang mencoba bergerak menutupi ruang tembak.
Cristiano membuka bajunya, memeluk rekan-rekan setim, dan berlari ke arah tribun. Pelatih Laszlo Boloni merayakannya dengan tim di bangku cadangan. Dia lah yang menempuh risiko mengubah posisi bermain Ronaldo. Risiko yang terbayar dengan manis.
Cristiano Ronaldo tampil untuk kali pertama sebagai pemain inti dan dengan berusia 17 tahun delapan bulan dan dua hari, dia mencetak sejarah sebagai pencetak gol termuda bagi Sporting. Golnya "monumental, megah, menakjubkan... tidak ada lagi kata sifat yang pantas untuk menggambarkan prestasi pemain muda Sporting itu," cetus komentator SportTV dengan penuh semangat.
Pada menit ke-34, Ronaldo menerima umpan tumit Tonito dari garis tengah lapangan. Dua bek dilalui dengan melakukan slalom, berlari 60 meter, dia melakukan "bicicleta" di ujung kotak untuk mengecoh satu pemain lawan, dan melepaskan tembakan terukur melewati jangkauan kiper Moreirense, Joao Ricardo, yang mencoba bergerak menutupi ruang tembak.
Cristiano membuka bajunya, memeluk rekan-rekan setim, dan berlari ke arah tribun. Pelatih Laszlo Boloni merayakannya dengan tim di bangku cadangan. Dia lah yang menempuh risiko mengubah posisi bermain Ronaldo. Risiko yang terbayar dengan manis.
Pemuda Madeira | Cristiano memulai debut untuk Portugal pada 2003
Kembali ke pertandingan, pemain bernomor punggung 28 itu belum puas. Meski ada penyerang Brasil "Super Mario" Jardel, pemenang Sepatu Emas tahun sebelumnya yang baru bermain lagi setelah empat bulan cedera, Cristiano tampil sebagai pengatur serangan. Setelah mencetak gol pembuka, pemain muda itu mengantarkan kemenangan 3-0 dengan sebuah gol sundulan spektakuler. Salah satu kejadian yang mewarnai gol itu adalah pingsannya Dolores, ibu Ronaldo, di tribun. Mungkin itu merupakan bentuk kegembiraan atas penampilan putranya, tapi tak pelak sempat memicu kekhawatiran.
Hari berikutnya Ronaldo mendominasi halaman depan media Portugal dengan gol monumentalnya. Segenap jurnalis Portugal berebutan "memerah" kisahnya, dimulai dari pertandingan perdana di jalanan kawasan kumuh Madalena di Santo Antonio. Mereka mewawancarai pelatih masa kecil Ronaldo. Mereka mencoba menghubungi ayahnya. Sang ayah hanya bisa mendengar peryandingan melalui radio karena Andorinha bermain pada saat bersamaan. Dia bilang semua orang di pulau itu membicarakan sukses anaknya dan sambil bercanda mereka minta agar Ronaldo dipinjamkan ke Andorinha supaya mereka bisa menjadi juara.
Jose Dinis harus mengulang-ulang komentar kalau anaknya merupakan hasil bakat alam yang bermain siang dan malam sejak kecil. Dia harap masa depan anaknya cerah dan terus berkembang dewasa sebagai pemain maupun pribadi. Dia tidak mau menjadi terkenal hanya dengan menjadi ayah pemain bernomor 28 itu, tapi dia tidak mau ketinggalan menyaksikan langsung pertandingan berikutnya. Dia sudah membeli tiket pesawat untuk menyaksikannya di Belenenses, perjalanan pertamanya menuju Lisbon dalam enam tahun.
Tidak hanya media Portugal yang tertarik dengan kelahiran bintang baru itu. Ronaldo juga memicu gelombang di seantero Eropa, berkat gol dan namanya. Jangan lupa, saat itu Ronaldo yang "asli" (Ronaldo Nazario de Lima) baru saja membantu Brasil memenangi Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang. Ronaldo menjadi bintang turnamen dengan delapan gol. Gazzetta dello Sport bahkan sudah membahas tentang "Ronaldo baru" di halaman depan mereka.
Apa pendapat anak Madeira itu tentang perbandingan tersebut? "Saya takkan pernah berani memikirkannya. Ronaldo superstar Real Madrid, dia pemain terbaik dunia. Dia pemain favorit saya."
Penampilan Cristiano di tim inti terbilang istimewa. Dia pun mulai menjadi anak emas para suporter Sporting.
Hari berikutnya Ronaldo mendominasi halaman depan media Portugal dengan gol monumentalnya. Segenap jurnalis Portugal berebutan "memerah" kisahnya, dimulai dari pertandingan perdana di jalanan kawasan kumuh Madalena di Santo Antonio. Mereka mewawancarai pelatih masa kecil Ronaldo. Mereka mencoba menghubungi ayahnya. Sang ayah hanya bisa mendengar peryandingan melalui radio karena Andorinha bermain pada saat bersamaan. Dia bilang semua orang di pulau itu membicarakan sukses anaknya dan sambil bercanda mereka minta agar Ronaldo dipinjamkan ke Andorinha supaya mereka bisa menjadi juara.
Ronaldo mendominasi halaman depan media Portugal dengan gol monumentalnya ... Tidak hanya media Portugal yang tertarik dengan kelahiran bintang baru itu. Ronaldo juga memicu gelombang di seantero Eropa |
Jose Dinis harus mengulang-ulang komentar kalau anaknya merupakan hasil bakat alam yang bermain siang dan malam sejak kecil. Dia harap masa depan anaknya cerah dan terus berkembang dewasa sebagai pemain maupun pribadi. Dia tidak mau menjadi terkenal hanya dengan menjadi ayah pemain bernomor 28 itu, tapi dia tidak mau ketinggalan menyaksikan langsung pertandingan berikutnya. Dia sudah membeli tiket pesawat untuk menyaksikannya di Belenenses, perjalanan pertamanya menuju Lisbon dalam enam tahun.
Tidak hanya media Portugal yang tertarik dengan kelahiran bintang baru itu. Ronaldo juga memicu gelombang di seantero Eropa, berkat gol dan namanya. Jangan lupa, saat itu Ronaldo yang "asli" (Ronaldo Nazario de Lima) baru saja membantu Brasil memenangi Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang. Ronaldo menjadi bintang turnamen dengan delapan gol. Gazzetta dello Sport bahkan sudah membahas tentang "Ronaldo baru" di halaman depan mereka.
Apa pendapat anak Madeira itu tentang perbandingan tersebut? "Saya takkan pernah berani memikirkannya. Ronaldo superstar Real Madrid, dia pemain terbaik dunia. Dia pemain favorit saya."
Penampilan Cristiano di tim inti terbilang istimewa. Dia pun mulai menjadi anak emas para suporter Sporting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar